Wednesday, May 27, 2009

Living Less



Mungkin aku bukan orang yang sangat tepat untuk bicara living less, hidup hemat atau hidup tidak berlebihan. Banyak sekali orang lain yang mau ngga mau harus begitu. Memutar otak untuk mencukupkan uang yang ada agar gizi anak-anak tetap terpenuhi. Agar uang bulanan bisa bertahan sampai pay day selanjutnya.

Sementara di Oprah ada tayangan tentang Freegan , aku teringat kepada tukang sampah di kompleks Althia Bintaro yang mengambil dan memakan makanan sisa atau cemilan melempem yang kupisahkan dari sampah-sampah yang lain.

Kemudian mataku tertuju pada buku resep yang kubeli minggu lalu. Di sampul buku itu tertulis "MENGHEMAT UANG BELANJA", tapi ketika kubaca ternyata uang belanja yang dibutuhkan untuk masakan di buku itu berkisar antara 50-70 ribuan sehari. Hemat dimananya????

Bagaimana dengan orang-orang yang hidup dengan penghasilan 10-20 ribu per hari?

Satu hal yang lumayan menyenangkan di Balikpapan (menurutku), hidup tidak sekadar berputar di mal. Too much mall in Jakarta. Mal-mal yang ketika masuk membuatku ngga nyaman, bahkan sedikit muak, karena harga makanan dan barang-barangnya menghabiskan gaji sebulan asistenku di rumah. Mal-mal yang kalo kita bersandal jepit dan tidak ber-make up maka kita termasuk makhluk rada langka di mal tersebut. Mal konsumerisme yang di dalamnya kita termasuk ke dalam dunia 'aneh'.
Simpelnya, we’ve become a society of people who define ourselves and others by the stuff we have.
Baju dan tas bermerek yang kita pakai.
Gadget terbaru yang kita punya.
Mobil dan tv termahal yang kita beli.

Work, earn, survive, buy, repeat. And die.

Orang harus membeli untuk terus merasa 'full', dan hal ini dibantu sepenuhnya oleh televisi, majalah, iklan...Butuh membeli untuk merasa "dicintai", "dihargai" dan akhirnya melihat orang lain juga dengan cara yang sama.

Buy more. Need more. More and more.

Apakah 'more' berarti 'better life'?
I don't think so. We don't need expensive stuffs to make us happy.

So, living less. Buat kami berarti :
Lebih sering membuat cemilan sendiri dan mengurangi/menghilangkan jajanan di luar. Sebagian besar cemilan untuk anak-anak yang dijual di toko sebenarnya banyak mengandung bahan yang kurang sehat seperti pewarna, pengawet dan pemanis buatan. Lebih baik menggoreng pisang daripada membelikan taro, cheetos, coklat dll.
Mengurangi menonton tv atau film dan lebih banyak kegiatan bermain aktif atau membaca buku.
Mengurangi pemakaian plastik.
Mengurangi makan di luar dan meneguhkan diri untuk mencoba resep-resep baru di rumah (this weekend, Kimchi!!!^^).
Pantai dan jalan-jalan di sekitar rumah sebagai pengganti mal dan mainan baru.

Ah, kehabisan ide!
Sambil jalan nanti pasti ketemu ^^

They say in this circle of life, don't take more than you give. And aim to give more than you take.

No comments: