Friday, September 12, 2008

why do i write these words

I've been writing my journal since i was a little girl, perhaps 10 years old.
Aku menulis di buku-buku dengan sampul-sampul yang lucu dan indah selama sekolah, dan menulis di komputer pribadiku ketika kuliah. Maybe i'm not good at it but I love writing.
Tapi aku tidak pernah tertarik menjadi blogger. Sampai kira-kira beberapa bulan lalu.
Sebelum di Bintaro, kami berpindah-pindah. Sibuk dengan rumah, pekerjaan dan anak-anak, tidak sempat (dan tidak kenal) dengan internet. Kadang keseharianku dibatasi oleh 4 dinding rumah, and well, I was a little bit frustrated sometime (just ask my hubby,he knew it!hehehe...).

Maret 2008 kami pindah ke rumah baru di Althia Park, Bintaro. Ukurannya kecil tapi karena terletak di sudut dan disamping taman jadi kami jatuh cinta dan betah disini.
Akhirnya setelah 5 taun lulus dari kuliah aku kembali menyentuh internet, and here I am.
Mencuri waktu ketika Damar dan Dimas tidur, sambil menepuk-nepuk nyamuk,
di depan komputer dan monitor tua yang sama yang kugunakan ketika menulis Tugas Akhir,
komputer intel celeron yang sama yang digunakan almarhum Papah beberapa tahun yang lalu.

Inspired by Ifa, temen SMP dulu di Jogja, "Ayo Diah, nulis. Biar ntar blognya buat dibaca anak-anak kalau dah gede!"
Juga karena aku tersadar sering meng-google nama Mohammad Amang tapi tetap tidak menemukan apa-apa...
I'm looking for my father's footprints, I'm looking for something that reminds me of him...
cause right now, i don't even have his photograph.

Aku harus ingat untuk menanyakan foto papah ke mamah ketika aku pulang ke jogja lebaran ini.
Bukan berarti jejak langkah itu sama sekali menghilang. Kupikir kenangan itu selalu ada ketika aku memandang anak-anakku. Juga ketika aku melihat tumpukan buku di rumah.
Aku ingat aku dan saudara-saudaraku tumbuh bergelimang buku. Kami jarang jalan-jalan atau makan di luar, tapi buku? Dari mulai majalah, buku-buku enid blyton, dongeng hans andersen, serial STOP, Pippi Longstocking, ensiklopedia, otobiografi hoegeng, Kuantar kau ke gerbang (yang membuatku sebal dengan Bung Karno...), sampai buku-buku tua yang kuambil dari bagian teratas lemari papah di ruang tamu rumah Samarinda dulu.
Buku-buku itu sekarang memang sudah tidak kusimpan, karena dulu setiap pulang ke Melak atau orang Melak datang berkunjung ke Samarinda buku-buku berharga itu akan berpindah tangan.
Baru kusadari, kecintaanku pada buku, dulu dan sekarang, adalah warisan yang tidak ternilai.
Jejak itu juga terlintas ketika aku melangkah sekarang sebagai seorang ibu, istri, sebagai seorang manusia. Kata-kata dan perbuatan kedua orang tuaku telah membekas dalam dan membentuk siapa aku sekarang.

Jadi, aku menulis lagi.
dan suatu hari nanti, entah kapan, ketika Damar dan Dimas membutuhkannya,
mereka akan menemukan kami dimana-mana ^_^
Just do your best and live your best life, my sons...
Be strong, kind, and good persons.
i love you so much.






No comments: