Friday, November 21, 2008

Simple things my children learned from me (and i learned from them)




Soundtrack tulisan ini : Beatles ^_^
"All you need is love, love, love is all you need..."

Judulnya ditulis ngingglish, soale bahasa indonesianya puanjang tenan...
So, here's the list:

1.Membuang sampah pada tempatnya (yaitu tempat sampah, bukan keluar jendela mobil!!!)
Kuajarkan sejak Damar dan Dimas masih belum bisa bilang "tempat sampah".
Suatu ketika aku berdua Damar nunggu Dewo selesai ngisi bensin motor di SPBU dekat Parigi. Damar yang duduk di pinggiran SPBU tiba-tiba nanya," Mah, kok bungkus permennya gak dibuang ke tempat sampah. Rumputnya jadi kotor..." sambil nunjuk ke bawah kakinya. Saking terharunya, aku yang biasanya gak seekstrem itu langsung mengambil bungkus permen yang entah sembarangan dibuang siapa dan membuangnya di tempat sampah SPBU.

2. Tersenyum dan menyapa
Ada sedikit culture shock waktu kami 3 bulan di Brisbane. Orang-orang disana terlihat lebih gampang nyapa dan tersenyum pada orang yang nggak mereka kenal. Apalagi kalau aku pergi sama anak-anak.
Kuputuskan untuk melakukan hal yang sama disini. Jadi sekarang Damar akan teriak "Pak satpam!!" dan tersenyum pada Pak Satpam yang menunggu gerbang atau keliling kompleks. Dimas akan berdiri di depan pintu rumah dan 'dadah-dadah' sama 'tek' sampah yang lewat 2 hari sekali. Supir truk sampah itu sekarang jadi fansnya Dimas kalo lewat depan rumah.
Senyum dan sapa, hal mudah tapi suka dilupain. Padahal efeknya sangat menyenangkan.

3. "Tolong", "Makasih" dan "Permisi"
Berlaku untuk semua orang, tanpa terkecuali. Dan walo sekarang di rumah ada asisten jempolan dari Bantul, Mbak Yuk, anak-anak kuajarkan melakukan sesuatu sendiri dulu. Lucunya, sekarang Dimas sedang hobi buang sampah ke tempatnya.
Jadi kalo dia liat botol susu masnya kosong, kuthuk kuthuk kuthuk dia ilang ke dapur. Mbuangin sampah masnya. Anak yang baik sekali ^_^

Dimas juga lagi hobi bilang "misyii, misyii" (permisi maksudnya). Jadi jangan heran kalo dia keliling rumah sambil ndesel-ndesel semua orang dan bilang "misyii!!"

4. Aware sama alam
Anak-anak paling senang observasi kupu-kupu, capung, semut, ulat, cacing tanah, burung, kumbang, kodok, kucing, ikan dan semua mahluk hidup di sekitar rumah. Kalo Dimas dulu masih sering ngeliatin pojok rumah atau langit-langit yang mungkin ada mahluk lain juga, untung sekarang udah nggak...hehehe!

Damar sudah paham bahwa binatang itu bisa sakit juga, jadi dia gak pernah ngganggu.
Bahkan ulat ijo raksasa yang makan daun tanaman mamahnya di kebun pun berhak hidup dan cuma dipindahin ke rumput di luar halaman. Yah, kalo besok pagi si ulet gendut dah balik lagi ya gak p pa, namanya juga usaha >,<
Papahnya biasanya lebih sadis, ulatnya disuruh berenang di got...

Aku paling senang mengajak Damar Dimas duduk di teras atau mengintip dari jendela ketika mendung, angin, hujan dan badai petir. Biasanya Damar akan bertanya panjang lebar sampai akhirnya aku harus mengakui kalo ada hal yang aku juga nggak tau :P

Kalo sore hari matahari akan terbenam di langit Barat, biasanya Damar kujawil "Tuh, mataharinya mau turun! Sunset, Damar!" Kalo malam hari langit Jakarta masih menyisakan bulan dan bintang yang gak tertutup polusi, kuajak Damar menghitung bintang.
Dan aku jadi ibu paling bahagia sedunia waktu damar bilang, "Mah, moon-nya kayak pisang ya?" waktu bulan sedang sabit. Simple words...but mean the whole world to me ^_^

Subhanallah ya, Nak...

5. Empati sama sesama
Kadang kupikir ini yang paling gak simple...
Bagaimana menjelaskan sesuatu yang terkadang orang dewasa pun sulit merasakannya?
Kumulai dari makanan di rumah, kenapa sebaiknya dihabiskan. Karena Pak Tani sudah capek nanam padi. Papah sudah kerja keras nyari uang. Mamah dan Mbak Yuk sudah masakkin buat semua. Jadi di setiap butir nasi ada artinya.

Kalo di jalan ada temannya Damar dan Dimas yang lagi minta-minta atau ngamen, berikan susu frisian flag strawberry-mu untuk dia. Karena di rumah kamu masih punya banyak. Kalo habis masih bisa beli di Indomaret. Kita beruntung,Nak.

Kalo mandi dan ember mandimu sudah penuh matikan airnya, Nak. Karena air mahal. Karena banyak orang yang ngga bisa mandi dengan air berlimpah.

Kalo film dinosaurusnya sudah habis ditonton matikan tivinya, ya? Karena listrik mahal. Karena banyak sekali teman-temanmu yang nggak bisa menikmati listrik. Apalagi tidur di ruangan ber-AC.

Saat membuang sampah, pisahkan botol susumu yang sudah kosong, Nak. Karena botol dan plastik banyak yang masih bisa dimanfaatkan oleh Bapak Pemulung. Pisahkan dari kotoran basah lain biar nggak terlalu kotor mereka memegangnya.

Jangan berbohong, Sayang...Jadi anak yang jujur.
Jangan memukul teman dan saudara.
Dipukul itu sakit. Badannya sakit, hatinya juga terluka.
Tapi kalo mainan dan hakmu dilanggar, jangan takut. Jangan nangis.
Jangan mengambil yang bukan hakmu ya, Nak. Kalo temen nggak mau minjemin ya sudah, jangan marah.

Itu beberapa hal yang nggak pernah bosen-bosen kukatakan dan lakukan. Sounds very bawel,huh?? hehehehe...
Tapi itu masih sedikit...masih banyak yang harus kulakukan untuk anak-anakku.

Dan selama 4 tahun 4 bulan ini, sejak Damar lahir, kemudian Dimas, tak terhitung pelajaran yang kudapatkan dari mereka. Detik begitu Damar lahir aku jadi bener-bener ngerti seberapa besar cinta orangtuaku untuk anak-anaknya. They would took the bullet for us. Like I will took the bullet for my children...

Nothing I learned at university or in my travels could compare with the education I receive raising children. My children are mirrors of my soul...

A mother's song

Today I left some dishes dirty,
The bed was made about 3:30,
The diapers soaked a little longer,
The odour grew a great deal stronger.
The crumbs I spilled the day before
Are staring at me from the floor.
The fingerprints upon the wall
Will likely be there till next fall.
The dirty streaks on window-panes
Will still be there until it rains.
"You lazy, messy thing," you say,
"And just what did you do today?"
I held a toddler while she wept,
I nursed a baby till he slept,
I played a game of hide-and-seek
And squeezed a toy so it would squeak.
I pulled a wagon, sang a song,
Taught a child right from wrong.

What did I do this whole day through?
Not much, I guess it's really true.
Unless you think that what I've done
Might be important to Someone
Who loves me still and shares my cares.
If that is true, I've done my share.

--Jeannette Whilsmith

1 comment:

KangBono™ said...

Di, kok blog-mu belum masuk agregasi blog Katy 98 (www.katy98.co.cc)?

Coba kontak email Andri deh...