Monday, December 8, 2008

Ketika Dewo di rumah sakit

Sudah beberapa hari Dewo di rumah lagi.
Kinda back to our normal life again, all of us.
Aku gak bolak-balik rumah sakit dan rumah lagi. Anak-anak tidur dengan orangtuanya lagi. Dewo mulai bersuara ribut seperti biasanya lagi. Dan aku mulai bawel seperti aku lagi. Hehehehe....

Tau apa yang terburuk?
Ketika berdiri di sebelah tempat tidurnya di ruang UGD Fatmawati yang dingin, ngeliat tangan dan kakinya biru. Waktu itu Dewo ngga ingat apa yang udah dia tanyakan padaku 5 menit sebelumnya. Mukanya pucat, matanya kosong, dan aku mulai mikir apa yang terburuk yang bisa terjadi...

Alhamdulillah, Tuhan masih ngelindungin Dewo.
Malam itu, karena ngga tahan dengan kelambatan kerja perawat dan dokter di UGD Fatmawati aku mindahin Dewo ke Bintaro.
(Tapi Pak Satpamnya baik banget sama Damar ^_^
Terima Kasih, Pak Satpam UGD Fatmawati yang bertugas 1 Desember kemarin!)
Dan Damar dengan bahagianya bisa naik ambulans, kendaraan favorit kedua setelah mobil pemadam kebakaran.
Well, there's always a silver lining in every cloud for Damar. A lesson i should always remember.

Sepanjang malam itu, sejak Dewo nelpon jam 18.10 ngabarin kecelakaannya, sampai saat dia sudah tertidur di ruangan rawat inap Bintaro, rasanya sih aku gak sempet nangis. Apalagi panik. Di kepalaku cuma ada "what's next? what should i do next?"
Ituuu terus...
Dan, untung ada Ruwi dan Awe di Bintaro. Hehehe, dari dulu selalu "untung ada ruwi awe di bintaro!". Thanks, friends...

Sampai akhirnya jam 2 pagi aku duduk menggigil kedinginan di kamar, ngeliatin Dewo yg lagi tidur, dan i was feeling numb. So numbed, i was afraid to move.
Dan mungkin memang benar, good friends are like stars. You don't always see them, but you know they are always there.
Refleks nulis beberapa sms ke dua nama yang terpikirkan saat itu, dan akhirnya aku normal lagi. Bahkan bisa ketawa mbaca sms Sasi.

Thanks guys! If only you knew how much those messages meant to me that night...

Phew, mbrambangi aku jadinya... :P

Hari-hari di rumah sakit ngga terlalu buruk. Kecuali bagian kangen sama anak-anak. Pagi aku pulang, nganter Damar sekolah. Siang atau sore ngajak Damar (dan kadang Dimas) ke rumah sakit. Malam nganter damar pulang. Nungguin mereka tidur. Terus balik lagi buat nginep di rumah sakit. Bahkan ngga ngerasa capek, hehehe...

Kadang kerasa sekali hal-hal kecil ternyata sesuatu yang sangat menyenangkan.
Seperti berlari naik turun tangga 3 lantai di rumah sakit ketika beli makan atau majalah atau akan pulang dan datang.
Seperti merasakan hangat matahari di wajah ketika keluar dari gedung rumah sakit.
Seperti ngeliat sunset dan sunrise dari jendela kamar di lantai tiga.
Walo sunsetnya kalah sama gedung di seberang rumah sakit >,<
Seperti melihat Damar dan Dewo tiduran bareng sambil nonton film Hairspray.




sunrise dari jendela kamar dewo



sunset dari jendela kamar dewo

We're still here.
All of us.
Alhamdulillah.

No comments: