Waktu SMA, aku pernah mendapati seorang adik kelas yang ngga bisa jadi ketua kelas walo dia mendapat vote terbanyak. Kenapa? Karena dia termasuk yang minoritas. Hal yang sama berlaku dengan posisi ketua OSIS atau ketua-ketua lainnya, kecuali ketua seksi olahraga atau seksi agamanya. Di SMA itu juga aku menghadiri pengajian yang menyatakan bahwa kami berdosa belajar di sekolah negeri "yang campur ikhwan dan akhwatnya". Juga bahwa shalatku tidak akan diterima karena aku tidak memakai jilbab.
Apa SMAku itu sekarang masih seperti itu ya...
11 tahun setelah lulus SMA, banyak hal yang membuka wawasanku walopun aku berkutat di rumah, anak-anak, arisan dan pengajian ibu-ibu :)
Thanks to my hubby, yang rela membayar koneksi Flash dan langganan indovision. Juga sedikit pengalaman selama 4 bulan di tempat lain yang mengubahku jadi minoritas, di Australia.
Terkadang kupikir yang menunjukkan diri kita sebenarnya adalah bagaimana cara kita memperlakukan orang-orang di "bawah" kita. Bukan, maksudku bukan level kita lebih tinggi atau gimana...tapi lebih ke arah orang-orang yang menjadi minoritas, yang kemampuan fisik, ekonomi atau sosialnya lebih rendah, bawahan kita di pekerjaan, dan anak-anak kita.
Apakah kita sering merendahkan atau memarahi mereka.
Bahasa apa yang kita gunakan ketika berinteraksi dengan mereka.
Apakah kita tersenyum dan memandang mata mereka ketika berbicara.
Apakah kita mau mencoba berempati dan menempatkan diri kita di tempat mereka.
Apakah kita memperlakukan mereka dengan adil, like we'd wanted to be treated.
Ketika keluar dari lingkungan 'mayoritas-homogen' kita, akan banyak terlihat hal baru. Bahwa dunia itu bukan hanya berputar di lingkungan kita. Bahwa banyak sudut pandang dan sisi dari hal-hal yang sudah kita take it for granted.
Dan ketika itu terjadi, sudah saatnya kita berhenti melihat judul dan sampul. Berhenti menilai dari nama dan titel. Dan mulai melihat isi, substansi dari semuanya. The lesson for me : Stop generalizing things. Stop stereotyping people. And Start Introspecting.
Keluar dari tempurung. Get out from the cave.
Just Get Out! kutemukan di situs Jews Sans Frontieres (JSF), Jews without borders. Penulisnya, Gabriel Ash, menulis ini tahun 2002 setelah pembantaian Jenin.
Call the army home. Call the occupation off. And get out of the Occupied Territories. Just get out!
Don't mumble about how "difficult" or "complex" the situation is. It isn't. You are the oppressor. You are the occupier. You park your tanks on plundered land. You fill your swimming pools with stolen water. You kill and destroy in order to inherit. So don't bullshit about "the situation." Just get out!
Stop abusing people. Stop abusing language. Stop spinning your own moral cocoon. Stop turning your country and your people into a metaphor of evil. Just get out!
Don't wait for Bush. Don't wait for Arafat. Don't wait to negotiate with the mythical Palestinian leader who will finally accept your dominion. There is nothing to negotiate about. Just get out!
Take your rabid Jewish fundamentalists from Kiriat Arba and Beit El with you. Load them on buses and pump the gas pedal until the hills of the West Bank vanish in the rear mirror. Just get out!
Gather your thugs from the borderless "border police," give them scholarships and send them to school again. Let them discover there is more to life than beating people to a pulp. Just get out!
Take your checkpoints, with all their petty humiliations and deadly snipers, with you. And just get out!
Send the Shin-Bet packing. After 35 years, the world had enough of your clever jailers and torturers. Take them with you and just get out!
Let your hideous bulldozers loose on the illegal settlements of Ma'ale Edomim, Har Homa and Gilo. There is plenty of demolition work for them there. Let them continue until the mountain line bears no more memory of your rape. Then just get out!
Don't apologize. Don't justify. Don't explain. There is nothing left to explain. Honestly. Just get out!
Don't even worry about the thousands of olive trees, symbols of peace, you uprooted. Someone will plant them again.
Just get out!
No comments:
Post a Comment