Wednesday, January 28, 2009

Pasar Tradisional, Nasibmu Kini.

Berita sedih siang ini. Pasar Koja dibongkar.

Bagaimana Jakarta bisa jadi tempat yang aman dan nyaman untuk hidup, kalau orang mencari uang dengan halal pun dipersulit. Alasannya peremajaan, tapi apa iya? Sudah bukan rahasia lagi kalau pembongkaran dan penggusuran biasanya untuk kepentingan segelintir orang. Dalam hal ini seringnya pemegang modal besar.

Berapa banyak Hipermarket yang lokasinya berdekatan dengan pasar tradisional?
Berapa banyak pedagang lama yang tidak bisa berdagang lagi karena harga sewa baru yang tidak terjangkau?

Sedih.

Nomor atau situs mana yang bisa dihubungi untuk menanyakan kebijakan pemerintah tentang ini?
Pemerintah Amerika mungkin rajanya standar ganda, tapi paling tidak rakyatnya tau mau kemana menyuarakan pendapatnya (diluar pendapat itu diperhatikan atau tidak).

Akhirnya cuma bisa memulai dari yang paling bisa dilakukan, memilih untuk tidak belanja di hipermarket-hipermarket itu. Terutama yang dari luar negeri. Memilih membeli di pasar tradisional dan pedagang sayur keliling. Memilih memakai produk pertanian dalam negeri.

Pasar Koja. Pasar Rawasari. Pasar Barito.

Jakarta memang butuh lahan hijau. Tapi jangan pedagang kecil terus yang digusur.
Kalau berani, gusur juga Mal-mal mewah di Kelapa Gading, Pondok Indah, Senayan dan perumahan elit di jakarta utara yang menghilangkan daerah resapan air dan lebih merugikan terhadap lingkungan.

Jiwa 'Israel' ternyata ada dimana-mana (jaaahhh...Israel lagi disalah-salahin!). Termasuk di pembuat kebijakan yang menghilangkan hak mencari nafkah pedagang kecil.

Artikel tentang Perda Pasar

No comments: